Goreng Belut Balado

Pernah mencoba belut ?.  Belut adalah salah satu makanan favorit saya.  Namun belut yg saya pilih adalah belut Payakumbuh.  Payakumbuh adalah sebuah kota kabupaten di Sumatera Barat.  Belut Payakumbuh merupakan belut organik yang ditangkap di sawah.  Belut kering Payakumbuh sangat enak.  Ada 3 jenis masakan belut yang saya sukai, yang pertama adalah belut balado, kedua, rendang belut dan ketiga adalah kurabu belut.  Diantara ketiga macam masakan belut tsb, yang paling saya senangi adalah kurabu belut.  Baiklah saya akan menjelaskan langkah-langkah untuk memasak ketiga jenis masakan itu.   Untuk pertama kali saya akan bahas tentang belut balado.

Bahan :  
30 ekor belut kering payakumbuh, minyak goreng dan jeruk nipis. Bahan yang dihaluskan : 5 buah cabe keriting, 5 bawang merah, dan garam secukupnya.  

Cara membuat:
Belut digoreng dg api sedang, namun hati-hati jangan sampai sangat kering.  belut yang digoreng terlalu lama akan terasa pahit.  Tumis cabe dan bahan yg sudah dihaluskan dg api sedang, kecilkan api jika cabe sudah mulai matang, beri sedikit perasan jeruk nipis.  Masukkan belut sampai tercampur dengan cabe, kemudian angkat.  Dimakan selagi hangat dengan nasi yang juga hangat. 



Mengembangkan Rasa Harga Diri (Self Esteem) Pada Anak Dan Remaja

 Apa itu Self esteem ?.  Self esteem adalah seberapa banyak seseorang menghargai dirinya sendiri). Keadaan ini dapat berubah dari hari ke hari atau dari tahun ke tahun, tapi secara keseluruhan harga diri cenderung berkembang dari masa bayi dan terus sampai kita dewasa

Self Esteem, selanjut mari kita sebut dengan istilah "Harga diri" dapat didefinisikan sebagai perasaan yang mampu/bisa (capable) disamping merasa dicintai. Seorang anak yang senang dengan prestasi tetapi tidak merasa dicintai akhirnya dapat mengalami rendah diri. Demikian juga, seorang anak yang merasa dicintai tetapi ragu-ragu tentang kemampuan sendiri juga dapat mengembangkan harga diri yang rendah. Harga diri yang sehat datang ketika keseimbangan yang baik dipertahankan.


Tanda-tanda self esteem yang baik

  • Penyayangdan menerima orang lain
  • Keyakinan- dan mau untuk mencoba hal-hal baru
  • Kedermawanan-bersedia untuk berbagi
  • Sukses di sekolah-perhatian, rajin bertanya dan bersifat sosial
  • Kemampuan untuk mengembangkan hubungan yang langgeng
  • Individualitas
  • Toleran terhada perbedaan dan sudut pandang orang lain

Tanda-tanda rendah harga diri (self esteem)
  • Tidak memiliki rasa percaya diri
  • Tidak memiliki respek pada diri sendiri
  • Enggan untuk mencoba hal-hal baru
  • kurang berprestasi di sekolah
  • Menghindari orang lain dan menghabiskan terlalu banyak waktu sendirian
  • berbuat sesuatu untuk mendapatkan perhatian
  • kasar, tidak sopan, atau perilaku nakal
  • Terlalu penakut
  • Mempunyai gangguan makan
  • Minum alkohol atau obat-obatan
  • kebiasaan tidur yang buruk
  • Mudah frustrasi
  • Depresi
Selanjutnya bagaimana orang tua dan pendidik dapat membantu anak anak dan remaja untuk mengembangkan harga diri (self esteem) ?.  Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan :
  • Berhati-hatilah apa yang diucapkan pada anak. Anak-anak bisa menjadi peka terhadap perkataan orang tua dan orang lain. Ingatlah untuk memuji anak Anda tidak hanya untuk pekerjaan yang dilakukan dengan baik, tetapi juga untuk suatu usaha. Tapi jujurlah​​.
  • Jadilah orang tua sebagai teladan yang positif. Jika anda terlalu keras pada diri sendiri, pesimis, atau tidak realistis tentang kemampuan dan keterbatasan, anak-anak Anda mungkin bercermin pada Anda. Peliharalah harga diri Anda sendiri dan mereka akan memiliki model.
  • Mengarahkan keyakinan anak yang kurang tepat. Sangat penting bagi orangtua untuk mengidentifikasi keyakinan irasional anak-anak 'tentang diri mereka sendiri,  tentang kesempurnaan, daya tarik, kemampuan, atau apa pun. Membantu anak-anak menetapkan standar yang lebih akurat dan lebih realistis dalam mengevaluasi diri akan membantu mereka memiliki konsep diri yang sehat.
  • Spontan dan penuh kasih sayang. Rasa Cinta akan membantu meningkatkan harga diri anak Anda. Berikan pelukan dan memberitahu anak-anak Anda bangga mereka ketika Anda dapat melihat mereka menempatkan upaya menuju sesuatu atau mencoba sesuatu di mana mereka sebelumnya gagal. Berikan pujian yang jujur​​, tanpa berlebihan. Berikan  umpan balik yang positif
  • Ciptakan lingkungan rumah yang aman penuh kasih sayang. Anak-anak yang merasa tidak aman atau dilecehkan di rumah berada pada risiko terbesar untuk mengembangkan harga diri yang rendah. 
  • Membantu nak-anak  terlibat dalam pengalaman konstruktif. Kegiatan yang mendorong kerjasama dibanding kompetisiakan sangat membantu dalam membina diri.

Membantu Anak Tunanetra Belajar Matematika

Anak harus mempunyai pengalaman menggunakan objek untuk menghitung di lingkungan sehari-hari yang akan menjadi dasar untuk keterampilan matematika, atau "berhitung."   

1.      Memberikan banyak kesempatan untuk menghitung segala sesuatu
Berapa banyak kaus kaki, berapa banyak sendok, berapa banyak kursi? Berapa banyak langkah ke kamar tidur? Berapa banyak orang di dalam mobil? Paparan nomor sepanjang hari akan membantu untuk membangun fondasi yang kuat. Hal ini juga berlaku untuk anak dengan gangguan pengelihatan, mereka butuh kesempatan untuk sesering mungkin memahami jumlah dan konsep angka. Tidak harus berpusat pada bentuk angka saja, tapi juga pemahamannya.

2.      Sesering mungkin memaparkan konteks angka dalam kegiatan rutin.
Lihat tanggal pada kalender, angka pada alamat dan tanda-tanda jalan, nomor telepon, harga. Banyak dari angka-angka ini mungkin sulit atau mustahil bagi anak untuk melihat, tetapi masih penting untuk menarik perhatian mereka.  Anak dengan gangguan pengelihatan dapat mensiasati hal ini dengan berbagai media yang turut disertakan pada benda-benda tersebut. Misalnya jam yang angkanya timbul dan akan berbunyi di tiap tenggang waktu tertentu.

3.   Membantu anak-anak mengembangkan pemahaman tentang konsep-konsep matematika dasar.
Sama dan berbeda, besar dan kecil, dan berbagai perbandingan lainnya ini semua penting untuk pengembangan konsep matematika anak. Anak dapat langsung mengamati dan merasakan apa yang ada di sekitarnya seperti membandingkan ukuran tubuh temannya yang lebih tinggi atau lebih gemuk serta ukuran lainnya yang ia temui di kehidupan sehari-hari.
4.      Memberikan kesempatan untuk anak-anak untuk mengeksplorasi dan menyortir bahan untuk mempelajari konsep-konsep ini.
Banyak hal di sekitar anak yang dapat dimanfaatkan, untuk itu guru harus tanggap menyortir segala sesuatu yang dapat menunjang pembelajaran. Kreatifitas guru dituntut dalam hal ini karena siswa tunanetra atau visual terganggu akan lebih memerlukan kesempatan untuk menyentuh, merasa, dan membandingkan benda nyata. Dengan memeriksa sifat-sifat berbagai mereka, anak-anak akan belajar bagaimana objek yang sama dan berbeda, yang lebih tinggi, lebih berat, lebih luas, dll.

5.      Memberi kesempat bagi siswa untuk mengembangkan konsep korespondensi satu-satu .
Korespondensi satu satu mengacu pada gagasan bahwa setiap nomor adalah singkatan dari satu objek (korespondensi satu per satu). Anak-anak biasanya belajar untuk menghitung rotely (katakanlah dari 1-5 atau 1-10) sebelum mereka mengerti bahwa satu nomor mengacu pada setiap item.
Memberi mereka praktek pencocokan satu item ke yang lain untuk memperkuat konsep ini, seperti satu kaki untuk satu Sepatu, satu anak untuk satu kursi, satu sendok untuk satu mangkuk, serbet satu untuk satu tatakan, satu CD untuk satu CD case, dll.

6.      Memberikan dukungan konsisten untuk items dasar atau manipulatif untuk menyortir, membandingkan (lebih/kurang, lebih besar/kecil), dan menghitung.

Manipulatif ini juga mungkin berguna sebagai siswa memulai operasi sederhana (penambahan dan pengurangan), dan harus terus tersedia. Manipulatif sebagai strategi pengajaran untuk membantu siswa yang yang buta atau visual terganggu mengerti dan mempelajari konsep-konsep matematika (dini melalui sekunder) manipulatif didefinisikan sebagai berikut: "matematika manipulatif adalah objek yang dirancang sehingga siswa dapat belajar beberapa konsep matematika dengan memanipulasi itu”.

Apa Batu Kelahiran (Birthstone) Anda?. Mengenal Batu Akik

Halo pembaca Fokus Kita.  Tentu anda tahu bahwa saat ini sedang musim musimnya batu akik. Indonesia memang kaya dengan macam macam bebatuan.  Selain itu di Indonesia terdapat pusat batu permata yang terkenal yaitu Martapura.  Jika anda penggemar batu dan perhaisan silakan coba berkunjung ke Martapura, anda akan temukan bermacam macam batu dan perhiasan. 

Di luar negeri, batu akik lebih dikenal dengan sebutan birthstone (batu kelahiran). Ketika Birthstone batu kelahiran ditemukan, mereka diyakini memiliki kekuatan mistik dan sesuatu yang diberikan ke pemakainya.  Misalnya: merah dari ruby adalah berapi-api dan penuh semangat.  Batu Safir biru sejuk dan tenang.  Di Indonesia tidak jauh berbeda, banyak yang meyakini kekuatan batu akik.  Bahkan hal ini terkadang menambah nilai pada batu itu sendiri sehingga menjadi lebih mahal.


Sejak sekitar 2.000 tahun yang lalu, orang mulai mencocokkan masing-masing batu dan atribut mereka dengan bulan dalam setahun serta Zodiac.  Selanjutnya mitologi batu akik terus berevolusi. Orang-orang diharapkan untuk berbagi atribut batu yang berhubungan dengan tanda Zodiac atau bulan kelahiran. Namun, beberapa bulan kelahiran masih memiliki lebih dari satu birthstone, dan beberapa orang lebih memilih untuk menggunakan daftar  pada tanda-tanda zodiak. Dalam perakitan perhiasan birthstone, Zales Jewelry  mengadopsi susunan batu dan bulan kelahiran yang dikeluarkan oleh Jewelers of America .

Berikut adalah daftar batu untuk setiap bulan kelahiran.  Waah ternyata  batu (Birthstone) saya adalah Diamond... Bagaimana dengan anda ?



Birthstone Chart
January Birthstone - GarnetFebruary Birthstone - AmethystMarch Birthstone - AquamarineApril Birthstone - Diamond
JanuaryFebruaryMarchApril
GarnetAmethystAquamarineDiamond
May Birthstone - EmeraldJune Birthstone - PearlJuly Birthstone - RubyAugust Birthstone - Peridot
MayJuneJulyAugust
EmeraldPearlRubyPeridot
September Birthstone - SapphireOctober Birthstone - OpalNovember Birthstone - CitrineBlue Topaz
SeptemberOctoberNovemberDecember
SapphireOpalCitrineBlue Topaz


  • Januari -  Garnet  membawa kepripadian yang bersahabat, loyalty dan ketulusan
  • February - Amethyst yang membawa ketenangan dalam pikiran serta mengusir kekhawatiran
  • Maret - Aquamarine yang dingin optimis memberikan harapan, melindungi kesehatan dan cocok bagi yang mencintai laut.
  • April - Berlian (diamond) biasanya dijuluki sebagai "the jewel of love and power".  Berlian memperkuat jiwa dan tubuh pemakainya, membantu kepolosan pemakainya serta membawa kualitas yang terbaik bagi pemakainya.
  • Mei - Zamrud (emerald), warnanya dikaitkan dengan kesuburan, kemakmuran dan kebahagiaan. Emerald dipercaya dapat mempertajam pikiran
  • Juni - Mutiara membawa kerendahan hati dan kemurnian.  Kilaunya berada dibawah permukaan.  Seperti pemakainya yang tidak dapat dikatakan hanya dengan kata-kata, namun ketinggian nilainya tidak diragukan lagi
  • Juli - Ruby dengan warnanya yang merah merupakan simbol semangat, memberikan pemakainya kekuatan dan keberuntungan serta cinta.  Merupakan pelindung pada lingkungan yang tidak bersahabat
  • Agustus - Peridot membantu menghambat depresi dan ketakutan.  Peridot juga membantu untuk memndapatkan inspirasi dan memperkuat pengaruh obat-obatan.
  • September - Safir berwarna biru menandai pergeseran musim.  Batu safir membawa pikiran menjadi rileks pada bulan September yang merupakan masa transisi dari musim.  Juga melindungi pemakai dari hati dan kebohongan.
  • Oktober - Opal yang berwarna kompleks berwarna-warni memperkuat kesetiaan dan kepercayaan diri dari pemakainya.  Juga dapat membantu mengasah emosi dan pikiran
  • November - Citrine yang ceria, membuat pemiliknya ringan dan penuh harapan. Menenangkan tubuh dan  membersihkan racun
  • Desember - Topaz biru melambangkan kesetiaan dan cinta. juga dapat membantu kesembuhan dari penyakit 
Yaa...itulah sedikit ulasan mengenai Batu akik alias birthstone... Memang kita tidak mesti mempercayainya...namun kadang-kadang kalau kita ingat ahwa warna saja dapat memberikan pengaruuh pada pikiran....Barangkali seperti itulah jika dikaitkan dengan manfaat birthtone.

(Dari beberapa sumber antara lain Zales.com)

Teori Kognitif Piaget dan Aplikasi Dalam Pendidikan


Usia TK A di Indonesia berkisar antara  4 – 5 tahun.  Berdasarkan teori perkembangan dari Piaget rentangan usia ini anak termasuk ke dalam fase perkembangan tahap II yaitu pra-operasional konkret. Anak-anak pra operasional belum dapat melakukan  operasi-operasi namun menuju kearah kemampuan tersebut.    Berikut ini adalah ciri-ciri anak pada tahapan pra-opreasional konkret:
  • Memikirkan objek-objek dalam bentuk simbolik.
  • Berpikir satu arah. (one way logic). 
  • Anak belum bisa bisa berpikir mundur (reversible thinking) atau membalikkan suatu urutan. 
  • Anak tahap praoperasional belum bisa melakukan tugas yang mengandung prinsip konservasi. 
  • Anak tidak bisa berpikir decentering sehingga sulit memfokus pikiran pada 2 aspek sekaligus. S entrasi dapat membatasi pikiran anak tentang hubungan fisik dan sosial
Untuk Diingat:
Karakteristik utama dari tahapan praopresional konkret adalah perluasan penggunaaan simbolik atau kemampuan representational.  Memiliki simbol untuk sesuatu dapat membantu anak mengingat dan memikirkan diri mereka sendiri tanpa kehadiran wujud fisik.  Anak-anak prasekolah menunjukkan fungsi simbolis melalui imitasi tertunda (deffered imitation), bermain sandiwara (pretend play) dan bahasa (Papalia). 

Piaget juga menyatakan bahwa anak praoperasional cendrung memiliki egocentris yang tinggi. Anak-anak dalam tahapan ini melihat dunia dan pengalaman orang lain dari sudut pandang dirinya sendiri.  Apabila dia menyukai suatu makanan maka dia akan beranggapan bahwa orang lain juga menyukainya.  Anak-anak ini memusatkan perhatiannya pada dirinya sendiri.  

Bagaimana Karakter Agresi, Prososial, Pengaturan Diri, Tumbuh dan Berkembang Pada Anak


AGRESI
            Perilaku agressi merupakan sikap ingin menyakiti atau membahayakan seperti menendang, memukul, menggigit, atau berkelahi.  Menurut Banduura perilaku agressi dibentuk karena pengondisian operan.
            Anak anak belajar mengekspresikan agresi dari lingkungannya.  Berdasarkan penelitian Banduura,  muncul atau tidaknya perilaku agresi pada anak sangat dipengaruhi oleh hukuman dan penghargaan dari model lingkungan sosialnya.  Orang tua atau lingkungan akan menghargai anak bila dapat mengekspresikan agressi dengan cara yang benar. Demikian juga sebaliknya akan menghukum anak jika agressi dilakukan dengan cara yang tidak benar atau tidak diterima dalam lingkungan sosial.  Dengan demikian anak akan melihat bahwa adanya kaitan antara agresi dan hukuman atau penghargaan.
            Agresi tidak hanya dipengaruhi oleh keluarga, tetapi juga oleh televisi, teman sebaya, guru, dan faktor situasional.      Model yang ada dilingkungan anak dapat menjadi memicu tumbuhnya perilaku agresi.  Anak-anak yang melihat model agresi pada televisi mungkin akan merasa tertarik untuk melakukan hal yang sama.  Namun ada juga model yang menjadi penghambat tumbuhnya perilaku agresi.  Misalnya seorang anak yang melihat temannya mendapat hukuman karena perilaku agresinya, akan berpikir untuk tidak melakukan hal yang serupa. 
            Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas sebaiknya orang tua memberikan contoh atau model yang dapat menghambat tumbuhnya perilaku agresi.  Orang tua dapat memberikan contoh kepada anak tentang akibat dari perilaku tersebut.  Orang tua juga dapat membacakan cerita-cerita yang berkaitan dengan pandangan lingkungan sosial tentang keburukan perilaku agresi.  Selanjutnya orang tua perlu bersikap tegas dalam menyikapi kecendrungan anak untuk berperilaku agresi.  Hukuman dianggap efektif dalam mengontrol perilaku tersebut.  Namun hukuman berupa hukuman badan, justru malah mengorbankannya.  Pada kenyataannya anak yang terlalu sering menerima hukuman badan, sikap agresinya cenderung semakin menjadi-jadi. Baik orang tua maupun guru sebaiknya juga mengajarkan kepada anak bagaimana cara menyelesaikan konflik tanpa melakukan agresi.  Selain itu yang tidak kalah pentingnya, sebaiknya orang tua lebih selektif dalam memilih tayangan televisi.


PRO-SOSIAL
            Menurut Crain (2007) tingkah laku prososial seperti berbagi sangat dipengaruhi oleh model yang ada di lingkungan anak.  Anak yang sering menyaksikan model perilaku sosial akan cendrung untuk menirunya.
            Anak belajar melalui praktek dan pengajaran dari model yang ada di sekitarnya. Anak-anak juga belajar dari pengajaran kebajikan yang ditanamkan kepada mereka.  Pengajaran pada anak-anak lewat perkataan tidak akan memberikan pengaruh yang signifikan pada anak dibandingkan dengan model yang dapat dilihat secara langsung.  Dalam hal ini sikap yang terkait dengan prososial orang tua dan lingkungan sekitar lebih berperan dari hanya sekedar nasehat.
            Perilaku prososial pada anak berkembang dari persepsi anak pada saat berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.  Untuk itu orang tua atau guru harus menekankan interaksi yang bersifat positif dengan berbagai strategi.  Misalnya dengan menanamkan sikap koperatif pada anak dari pada sikap bersaing.  Begitu juga dengan permainan, permainan yang koperatif akan merangsang tumbuhnya sikap prososial anak. 


PENGATURAN DIRI
            Pengaturan diri merupakan sikap dan perilaku yang tidak lagi diatur oleh penghargaan dan hukuman eksternal.  Sikap pengaturan diri berkembang dengan adanya standard dari dalam diri sendiri.  Dalam hal ini seseorang akan mengevaluasi dan mengkritik dan mengkritik diri sendiri. 
            Sikap ini dapat berawal dari sikap orang tua dalam menerapkan standard-standard pada anaknya, kemudian anak akan melanjutkan menerapkan sikap itu pada dirinya sendiri. Hal lain yang mempengaruhi perilaku ini adalah model dari lingkungan sekitarnya.  Apabila anak melihat model penghargaan pada diri sendiri yang terjadi disekitarnya, anak cendrung melakukan hal yang sama.  Anak-anak yang tidak menemukan model tersebut tidak akan menerapkan proses yang sama pada diri mereka.   Model yang paling efektif ditiru oleh oleh anak adalah model dari teman sebaya. Banduura menyatakan bahwa anak-anak cendrung mengadopsi standard nilai dari teman-temannya.
            Orang tua dapat mengembangkan standard penilaian terhadap diri sendiri dengan memberikan contoh-contoh yang nyata.  Misalnya dengan membacakan cerita tentang tokoh-tokoh seperti ilmuwan dan atlit terkenal. 
KEMAMPUAN DIRI

            Penaksiran atas kemampuan diri berkembang dari  pengobservasian dan pengevaluasian terhadap diri sendiri.   Seseorang dapat menilai performanya dengan mengevaluasi dirinya.  Penaksiran kemampuan diri berpengaruh terhadap motivasi seseorang dalam melakukan sesuatu.  Selanjutnya anak yang percaya akan kemampuannya memperlihatkan keunggulan dalam menyelesaikan tugas.
            Menurut Banduura (dalam Crain, 2007) keyakinan akan kemampuan berkembang karena beberapa faktor:
  • Performa aktual yang terjadi
  • Pengalaman melalui pengamatan (vicarious experiences)
  • Persuasive verbal
  • Isyarat fisiologis
            Kepercayaan atas kemampuan diri dapat dipengaruhi oleh keberhasilan dalam mengerjakan suatu tugas.  Apabila keberhasilan itu terjadi secara berulang-ulang maka akan tumbuh kepercayaan kemampuan diri.  Sebaliknya kegagalan yang berulang akan membuat merosotnya perasaan kemampuan diri pada anak.
            Anak juga mengembangkan kemampuan dirinya dengan melihat pengamatan dari lingkungannya.  Jika anak sering melihat keberhasilan orang di sekitar, maka rasa kemampuannya akan tumbuh.   Dorongan secara verbal (persuasif verbal) juga memberikan pengaruh pada anak.  Anak yang mendapat dorongan secara verbal akan meningkatkan kepercayaan dirinya.  Hal lain yang mempengaruhi adalah tanda-tanda fisiologis tubuh.  Misalnya rasa lelah bisa diartikan sebagai tanda kesulitan untuk menampilkan yang terbaik.  
            Oleh sebab itu orang tua atau guru perlu hati-hati untuk memberikan agar tugas yang diberikan sesuai dengan kemampuan.  Sejalan dengan itu anak perlu diberi dorongan secara verbal.  Orang tua atau guru juga harus jeli melihat apakah kondisi fisik tertentu pada anak mempengaruhi keayakinan anak akan kemampuannya.


SUMBER :  Crain, W. 2007. 

Praktek Pendidikan yang Sesuai dengan Perkembangan Anak Usia Dini (Developmentally Appropriate Practice)


Kurikulum terdiri dari pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan pemahamananak-anak untuk memperoleh dan rencana untuk belajar melalui pengalaman yang mereka keuntungan akan terjadi. Penerapan kurikulum selalu menghasilkan hasil dari beberapa jenis-tapi yang hasil tersebut dan bagaimana program mencapai mereka sangat penting. Dalam DAP kurikulum membantu anak-anak mencapai tujuan perkembangannya dan pendidikan yang signifikan. Kurikulum melakukan ini melalui pengalaman belajar (termasuk bermain, kelompok kecil, kelompok besar) yang mencerminkan apa yang diketahui tentang anak-anak  (NAECY, 2009).   DAP memberikan informasi berdasarkan studi literatur tentang perkembangan anak dan pembelajaran anak.  Dalam konsep Developmentally Appropriate Practice, pernyataan-pernyataan tidaklah berdasarkan apa yang mungkin dianggap benar dan apa yang dipercaya.  

Berikut ini adalah pernyataan yang dikutip mengenai DAP.

Guru mempertimbangkan apa yang harus diketahui anak, memahami dan mampu melakukan antar domain : seperti perkembangan fisik, social.emotional dan kognitif, serta antar disiplin seperti bahasa dan literasi, matematika, ilmu sosial, sains, seni, musik, dan pendidikan kesehatan jasmani.

Anak-anak belajar lebih jauh dalam program-program terencana atau tidak terencana, maka sangat penting bagi setiap sekolah untuk memiliki kurikulum tertulis.  Guru menggunakan kurikulum dan pengetahuan mereka tentang minat anak dalam perencanaan yang relevan, pengalaman belajar yang menark, dan kurikulum tersebut ada dalam pikiran dalam interaksi mereka dengan anak-anak sepanjang hari. Dengan cara ini, mereka memastikan bahwa pengalama belajar anak konsisten dengan tujuan program dan terhubung dalam suatu kerangka kerja yang terorganisir. Pada saat yang sama, sesuai DAP, guru memiliki fleksibilitas dalam cara mereka merancang dan melaksanakan pengalaman kurikuler di kelas mereka (NAECY)


Jakarta, 2016
Pengalaman anak-anak membentuk motivasi dan pendekatan untuk belajar mereka, seperti ketekunan, inisiatif, dan fleksibilitas.  Kecenderungan dan perilaku tersebut mempengaruhi pembelajaran dan perkembangan anak-anak. (Naecy). Hasil dari perkembangan dan hasil pembelajaran merupakan hasil interaksi yang dinamis dan terus menerus dari proses maturasi biologis dan bebagai pengalaman.Proses perkembangan dan  belajar berbeda di berbagai tingkat dari anak ke anak, serta kecepatan yang tidak merata di seluruh area yang berbeda dari fungsi individual anak.Bermain merupakan alat yang penting untuk mengembangkan diri-pengaturan diri.  Bermain dapat mendukung  kompetensi bahasa, kognisi, dan sosial.Perkembangan dan pembelajaran yang terjadi dipengaruhi oleh konteks sosial  budaya.Semua domain perkembangan dan pembelajaran - fisik, sosial dan emosional, dan kognitif- adalah penting penting, dan saling  berhubungan satu dengan yang lainnya.   Perkembangan dan pembelajaran dalam satu domain dipengaruhi oleh apa yang terjadi pada domain lainnya.Banyak aspek dari pembelajaran dan perkembangan anak mengikuti urutan didokumentasikan dengan baik, dengan kemampuan, keterampilan, dan membangun pengetahuan tentang yang sudah diperoleh.Selalu mempunyai mental aktif untuk mencari dan memahami dunia di sekitar mereka, anak-anak belajar dalam berbagai cara; berbagai strategi pengajaran dan interaksi yang efektif dalam mendukung semua jenis pembelajaran.Pengalaman awal memiliki dampak yang luar biasa pada perkembangan anak dan pembelajaran, baik kumulatif maupun yang tertundaberproses terhadap kompleksitas, pengaturan diri kapasitas dan simbolik atau representasiAnak-anak berkembang baik ketika mereka memiliki hubungan yang konsisten dan aman dengan orang dewasa yang responsif dan memiliki peluang untuk hubungan yang positif dengan teman sebayanya. Perkembangan dan pembelajaran yang lebih lanjut dapat terjadi ketika anak-anak ditantang untuk mencapai tingkat yang tepat diatas penguasaan mereka saat ini, dan juga saat mereka memiliki banyak kesempatan untuk mempraktekkan keterampilan-keterampilan yang baru diperoleh.

DAMPAK NEGATIF PEMALU PADA ANAK USIA DINI

Beberapa Dampak Negatif Rasa Malu Pada Anak Usia Dini

Sebuah tingkat rasa malu adalah normal bila harapan sosial baru atau ambigu. Rasa malu mulai muncul sebagai masalah jika tidak hanya menjadi situasional tetapi dispositional, sehingga anak dicap sebagai pemalu. Menurut Lynne Kelly seorang ahli tentang pemalu pada anak, penelitian telah menunjukkan bahwa siswa pemalu dianggap kurang kompeten. Walaupun rasa malu ini tidak berkaitan dengan kecerdasan, rasa malu mempengaruhi keseluruhan pengalaman pendidikan secara negatif. Rasa malu menjadi isu penting di dalam kelas ketika siswa dievaluasi, sebagian, partisipasi kelas mereka. Pada kenyataannya, penelitian menunjukkan bahwa siswa yang pemalu akan memiliki nilai lebih rendah daripada angka rata-rata siswa yang tidak pemalu. (www.educationworld.com/a_curr/curr267.shtml)
Efek menjadi anak pemalu meliputi gugup, penurunan pengembangan hubungan dekat, gangguan belajar, dan mengurangi peluang untuk berlatih dan meningkatkan keterampilan sosial. Ini dapat pada gilirannya akan memiliki efek negatif pada anak rasa percaya diri. Di sisi lain, anak-anak pemalu cenderung untuk kurang bertindak  dari anak-anak lain, mungkin karena mereka tidak ingin menarik perhatian kepada diri mereka sendiri dengan melakukan sesuatu yang salah . Meskipun beberapa anak-anak mengatasi rasa malu ketika mereka sudah tua, yang lain tetap pemalu seumur hidup mereka.

Rasa malu dapat mempengaruhi kehidupan anak-anak dalam berbagai cara, dan efek ini dapat berlangsung sepanjang hidup.

  1. Kesulitan dalam berteman dan mempertahankan persahabatan. Persahabatan adalah bagian yang sangat penting dari perkembangan emosional anak-anak. Banyak anak-anak pemalu tidak memiliki keterampilan sosial yang diperlukan untuk mempunyai teman. Kebanyakan anak-anak pemalu  takut situasi sosial, dan mereka akan berusaha menghindarinya.  Anak anak yang pemalu cendrung kesepian.
  2. Kesulitan menonjolkan diri sendiri. Banyak anak-anak mengalami kesulitan dan malu menyatakan diri mereka sendiri. Akibatnya, mereka sering dimanfaatkan oleh teman temannya, atau diajak bicara dalam hal-hal yang mereka tidak ingin dilakukannya.
  3. Kesulitan-kesulitan dengan komunikasi yang efektif. Karena anak-anak pemalu sering menghindari orang lain dan situasi sosial, mereka sering tidak mempelajari keterampilan komunikasi yang efektif. Karena mereka tidak memiliki kemampuan komunikasi, anak-anak pemalu seringkali mengalami kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain.
  4. Kesulitan mengekspresikan emosi. Anak pemalu sering tidak belajar bagaimana mengekspresikan diri mereka secara memadai. Karena ini, anak-anak pemalu sering botol emosi mereka.
  5. Rasa malu dapat menyebabkan masalah di sekolah. Anak pemalu sering enggan untuk meminta bantuan dari guru-guru mereka ketika mereka membutuhkannya.
  6. Orang lain mungkin melihat anak-anak pemalu sebagai penyendiri. Teman teman nya mungkin salah menafsirkan rasa malu anak sebagai sikap acuh tak acuh. Akibatnya, anak-anak pemalu dapat dihindari oleh teman-temannya.