MENGATASI SIFAT PEMALU PADA ANAK

  • Identifikasi sifat rasa malu anak.   Anak-anak malu dengan cara yang berbeda untuk berbagai alasan. Memahami sifat rasa malu anak  akan membantu pendidik  mengembangkan suatu program yang diarahkan pada anak  dengan kebutuhan khusus. Apakah anak  pemalu dalam kelompok-kelompok? Di pesta-pesta? Ketika didekati orang-orang baru? Atau,di mana-mana?.   Apakah anak  mengalami kesulitan makan di depan umum? Bermain dengan anak lain? Membuat panggilan telepon? Atau, apakah anak hanya malu ketika dia harus ke depan kelas di sekolah? Mengetahui sifat rasa malu anak  akan membantu Anda mengidentifikasi keterampilan khusus anak Anda harus lebih tenang dalam situasi sosial.
  • Menormalkan rasa malu dan menggambarkan hal itu secara positif. "Normalisasi" rasa malu harus cukup mudah. Mengingat bahwa hampir lima puluh persen dari populasi orang dewasa di Amerika Serikat diyakini malu, jadi rasa malu benar-benar adalah normal. Masalahnya adalah bahwa kebanyakan orang malu oleh rasa malu dan menyimpannya untuk diri mereka sendiri. Sebagai hasilnya, mereka menjalani hidup dengan berpikir mereka berbeda dari orang orang lain ketika tidak ada yang bisa lebih jauh dari kebenaran. Sebagai pendidikan profesional, Anda berada dalam posisi untuk menghilangkan pengertian ini dengan menunjukkan betapa siswa Anda "normal" adalah rasa malu dan bahwa rasa malu tidak perlu menahan mereka. Pastikan untuk menyebutkan para pemimpin yang hebat, penemu, penghibur dan politisi yang pernah malu ketika meninjau kehidupan mereka.
  • Memberi model peran perilaku sosial dan percaya diri dari orang orang disekitar anak.  Anak-anak belajar dengan mengamati orang-orang di sekitar mereka. Orang tua itu berarti Anda! Dengan waktu, kemampuan Anda untuk mendekati orang lain dan membuat mereka merasa nyaman dapat membantu untuk menempatkan anak Anda santai juga.
  • Membantu anak-anak berinteraksi dengan orang lain . Beberapa pemalu anak tidak tahu harus berkata apa dalam situasi tertentu, seperti ketika mereka bertemu dengan seorang anak baru. Guru dan orangtua dapat membantu anak-anak yang pemalu dengan mendorong mereka untuk mempraktekkan keterampilan sosial. Salah satu cara efektif untuk membantu anak-anak meningkatkan keterampilan sosial adalah mendorong mereka untuk berlatih (bermain peran).  Orang tua dan anak-anak dapat memerankan peran sendiri atau menggunakan boneka
  • Memerlukan Instrospeksi.  Apakah orangtua atau orang dewasa telah memberikan rasa aman yang cukup kepada anak-anak dan mengasihi mereka dengan tanpa pamrih? Apakah anak diberi kesempatan untuk mengungkapkan isi hatinya? Atau selama ini yang dinyatakan hanyalah hak, kuasa, dan otoriter orangtua? Bila hanya itu yang ditonjolkan secara serius, maka akan timbul masalah dalam emosi dan kurangnya perhatian. Eleanor Maccoby berkata,"Bila anak terlalu bergantung, itu disebabkan karena dua hal, yaitu diremehkan atau diperlakukan secara kasar misalnya dihadapi dengan tanpa perasaan, diperlakukan kasar, diberi tanggung jawab atau ditolak." Sifat ketergantungan itu sangat erat hubungannya dengan sifat pemalu.
  • Memberikan Kepercayaan.  Bagaimana caranya menghilangkan ketakutan yang ada pada diri anak bila sifat pemalunya itu disebabkan oleh perasaan takut? Cara yang terbaik ialah dengan membangun rasa percaya dirinya terhadap orang lain. Orangtua harus mempercayai dia, supaya dengan semakin dipercayai, anak belajar semakin percaya kepada orang lain. Kepercayaan adalah dasar dari pendekatan. Anak menjadi pemalu karena ia tidak dapat mempercayai orangtua dan juga tidak dapat mempercayai orang lain.
  • Memperluas Hubungan Sosial.  Bila anak pemalu karena sejak kecil tidak mempunyai kesempatan bergaul, maka sebaiknya orangtua memperhatikan kebutuhan di segi ini. Dengan membawa anak ke rumah sanak saudara akan memberi kesempatan kepada anak untuk bergaul dengan orang lain atau dengan membawanya ke Sekolah Minggu, yang merupakan tempat yang baik baginya. Sebagai langkah awal sebaiknya membawa mereka ke tempat yang tenang dan terhindar dari lingkungan yang banyak menimbulkan persaingan, agar dengan banyaknya pengalaman yang diterima, anak terdorong untuk maju dalam pergaulannya.
  • Membangun Rasa Percaya Diri.  Orangtua sebaiknya memberikan perhatian ini, yaitu apabila anak sedang menghadapi masalah, janganlah terlalu cepat membelanya agar jangan sampai perkembangan percaya diri anak mengalami gangguan