Evolusi telah menyiapkan bayi dengan tanda tanda yang akan mengarahkan perrtumbuhan dan perkembangan yang sehat baginya. Sehingga sudah seharusnya orang tua merespon apa yang diekspresikan oleh bayi. Bayi mengekspresikan perasaannya dengan berceloteh, tersenyum, tertawa dan sebagainya. Orang tua yang tidak konsisten atau lambat merespon tangisan bayi akan menghasilkan bayi yang lebih sering menangis.
Ketika bayi memerlukan kehadiran ibu atau pengasuh utama, dan ibu atau pengasuh tersebut dapat memenuhinya (dengan kata lain meresponnya dengan tepat) maka terjadilah kemelakatan. Sistem kemelakatan tidak hanya berupa fisik, namun yang lebih penting adalah rasa aman. Kemelekat merupakan salah satu respon instingtif bayi. Mereka menjaga ekspresi yang instingtif ini untuk memperoleh perhatian dari orang tua mereka. Bayi-bayi akan merasa aman berdekatan dengan orang tua atau pengasuhnya, dan mampu mengeksplorasi sekitarnya dengan adanya rasa aman tersebut. Ini merupakan sesuatu yang penting bagi bayi. Bayi yang melekat dengan aman akan memandang ibu atau pengasuh utamanya sebagai orang yang paling dipercaya. Bayi yang mempunyai kemelekatan yang aman juga menganggap dirinya sebagai orang yang berharga dan berarti. Hal ini nantinya akan digeneralisasikan anak dari ibu sebagai pengasuh kepada pada orang lain, misalnya pada guru dan teman sebaya. Kemungkinan besar anak akan berpendapat bahwa guru dan teman adalah orang yang dapat dipercaya. Bayi dengan kemelakatan yang aman mempunyai rasa percaya diri yang tinggi dan memperlihatkan ciri individu yang bersahabat.
Orang tua dapat menghasilkan anak yang terlalu mandiri maupun terlalu tergantung pada ibunya. Namun pada umunya kedua hal tersebut gagal dikakukan orang tua, karena orang tua terlalu peka terhadap sinyal-sinyal yang dikirimkan oleh bayi. Ibu dipersiapkan secara biologis untuk merespon kebutuhan bayinya. Hanya saja belakangan ini orang tua menemukan cara untuk dalam mencampuri perkembangan anaknya dengan melakukan stimulasi-stilmulasi. Bermacam upaya dilakukan orang tua untuk mempercepat proses perkembangan anaknya. Dalam hal ini Ainsworth menyatakan bahwa sikap seperti ini tidak baik bagi anak karena akan menjauhkan kendali dari anak.
Menurut Ainsworth, sikap yang lebih tepat bagi orang tua dalam membantu perkembangan anaknya adalah dengan menunjukkan sikap siap menolong hanya apabila dibutuhkan oleh anak. Dengan demikian anak menjadi lebih mampu bereksplorasi dan mengejar minatnya sendiri. Sejalan dengan pertambahan usia, secara perlahan lahan anak dapat berpisah dengan orang tuanya. Mereka bisa jauh dari orang tua, dengan adanya rumah sebagai basis aman mereka.
Kesimpulan:
Secara etologis, kemelekatan merupakan hal yang bersifat instingtif yang sudah ada demi kelangsungan kehidupan yang sehat bagi bayi. Jadi orang tua atau pengasuh perlu merespon ekspresi bayi misalnya tangisan, senyum, tawa dan sebagainya, karena ekspresi itu merupakan sinyal-sinyal yang berhubungan dengan kebutuhan bayi. Bayi yang mempunyai kemelekatan yang aman akan dapat mengeksplorasi lingkungan dengan baik.
Ketika bayi memerlukan kehadiran ibu atau pengasuh utama, dan ibu atau pengasuh tersebut dapat memenuhinya (dengan kata lain meresponnya dengan tepat) maka terjadilah kemelakatan. Sistem kemelakatan tidak hanya berupa fisik, namun yang lebih penting adalah rasa aman. Kemelekat merupakan salah satu respon instingtif bayi. Mereka menjaga ekspresi yang instingtif ini untuk memperoleh perhatian dari orang tua mereka. Bayi-bayi akan merasa aman berdekatan dengan orang tua atau pengasuhnya, dan mampu mengeksplorasi sekitarnya dengan adanya rasa aman tersebut. Ini merupakan sesuatu yang penting bagi bayi. Bayi yang melekat dengan aman akan memandang ibu atau pengasuh utamanya sebagai orang yang paling dipercaya. Bayi yang mempunyai kemelekatan yang aman juga menganggap dirinya sebagai orang yang berharga dan berarti. Hal ini nantinya akan digeneralisasikan anak dari ibu sebagai pengasuh kepada pada orang lain, misalnya pada guru dan teman sebaya. Kemungkinan besar anak akan berpendapat bahwa guru dan teman adalah orang yang dapat dipercaya. Bayi dengan kemelakatan yang aman mempunyai rasa percaya diri yang tinggi dan memperlihatkan ciri individu yang bersahabat.
Orang tua dapat menghasilkan anak yang terlalu mandiri maupun terlalu tergantung pada ibunya. Namun pada umunya kedua hal tersebut gagal dikakukan orang tua, karena orang tua terlalu peka terhadap sinyal-sinyal yang dikirimkan oleh bayi. Ibu dipersiapkan secara biologis untuk merespon kebutuhan bayinya. Hanya saja belakangan ini orang tua menemukan cara untuk dalam mencampuri perkembangan anaknya dengan melakukan stimulasi-stilmulasi. Bermacam upaya dilakukan orang tua untuk mempercepat proses perkembangan anaknya. Dalam hal ini Ainsworth menyatakan bahwa sikap seperti ini tidak baik bagi anak karena akan menjauhkan kendali dari anak.
Menurut Ainsworth, sikap yang lebih tepat bagi orang tua dalam membantu perkembangan anaknya adalah dengan menunjukkan sikap siap menolong hanya apabila dibutuhkan oleh anak. Dengan demikian anak menjadi lebih mampu bereksplorasi dan mengejar minatnya sendiri. Sejalan dengan pertambahan usia, secara perlahan lahan anak dapat berpisah dengan orang tuanya. Mereka bisa jauh dari orang tua, dengan adanya rumah sebagai basis aman mereka.
Kesimpulan:
Secara etologis, kemelekatan merupakan hal yang bersifat instingtif yang sudah ada demi kelangsungan kehidupan yang sehat bagi bayi. Jadi orang tua atau pengasuh perlu merespon ekspresi bayi misalnya tangisan, senyum, tawa dan sebagainya, karena ekspresi itu merupakan sinyal-sinyal yang berhubungan dengan kebutuhan bayi. Bayi yang mempunyai kemelekatan yang aman akan dapat mengeksplorasi lingkungan dengan baik.